Balada Anak Kampung bagian 27
Danil telah menghubung polisi pada minggu pagi.tiga orang Reserse berkumpul dirumah Radit.
Begitu mendapat telepon Erik,Danil sempat Syok melihat Bayu di video call.pipinya memar dan bengkak.wajahnya terlihat kusut.Dalam keadaan Terikat pula.Menyedihkan.
Ia marah melihat kondisi Bayu menderita begitu.Namun Ia tak bisa berbuat apa apa untuk menolongnya.
Tangisnya mulai pecah.
Radit menenangkan Danil.
Danil berusaha mengumpulkan uang tunai,namun hanya terkumpul dua ratus juta.Bank baru buka hari senin.
Menurut seorang reserse bernama Marsal,itu bisa di akali dengand mencampurnya dengan potongan kertas.
Danil mulai terlihat tenang
Dari semalam Danil masih bertahan di rumah Radit.ia belum mengabari Surti tentang keadaan Bayu. lewat tengah hari ia masih menunggu telepon dari Erik.Tapi sejak telepon kedua ia belum dapat sambungan
lagi.
" Om.. Makan ya... " kata Radit sambil membawa baki yang berisi sepiring nasi lengkap dengan lauk dan segelas air putih.Danil sedang berbaring di kamar
Ia menggeleng sedih.dari pagi belum ada makanan yang masuk ke perutnya,selain segelas susu.
" ini udah jam dua lewat.. Om.."tegas Radit." Om bisa sakit.."
" Bayu lebih sakit..lagi .dia diikat dan di pukuli Erik..."kata Danil dengan nada putus asa.
"Om..Polisi sudah berhasil melacak lokasi tempat Bayu di sekap.."ujar Radit memberi harapan.
" benar...dit?..." kata Danil sambil berusaha duduk.
" Iya... Ntar.. Lagi pasti di temukan...Om makan ya biar kuat nanti jalannya...
Danil menganguk.Radit menyuapi Danil,sedikit demi sedikit.penuh kesabaran.
Radit begitu dekat dengan Danil.sejak kecil ia sering diajak jalan jalan oleh Danil.pergi ke Mall. Ke pantai.atau kemana saja bila ada waktu senggang.
Ia lebih dekat dengan Om Danil dari pada dengan papanya sendiri.
" Gimana.. Keadaan Danil.." tanya Opa begitu Radit keluar dari kamar.
" lagi tidur Opa.. Baru selesai makan..."
Opa menghela napas lega." sukur..lah".
Kedua orang tua Danil masih berkumpul di Rumah putri sulungnya itu.mereka turut prihatin dengan di culiknya Bayu.
Kondisi Danil yang Syok,membuat mereka ikut sedih.
Lewat Senja belum juga ada kabar tentang Bayu.Danil makin panik.
". Marsal udah telpon?.." tanya Danil pada Radit.Marsal adalah putra sulung mbak Ranti.
Ia dan seluruh keluarga berkumpul di ruang tengah.mereka sedang menikmati makan malam.Danil hanya makan sedikit.
" entahlah..Om..harusnya udah ada..."
Ponsel Danil berdering.Ada nama Marsal yang muncul.
"Gimana.. Sal.." tanya Danil di ponsel.ia mengaktivkan speaker,agar semua yang hadir bisa dengar.
" Om... Bayu... Sudah di temukan..."
" Dimana..dia.." suara Danil terdengar antusias.
" dia ditembak..Om..kondisinya kritis..sekarang di rumah sakit Bhayangkara..."
Danil pun tertunduk lemas.
************
Senin Sore,Danil berjaga disamping Bayu.Kondisi Bayu masih kritis,tadi malam para Dokter bedah berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di punggung Bayu.
Peluru itu tertancap kurang lebih tiga senti dari jantungnya.
Bayu terbaring Koma.Napasnya dibantu tabung oksigen.
Selang infus terpasang di lengannya.ada monitor EEG di samping tempat tidurnya.monitor itu menampakkan garis bergelombang,pertanda ia masih hidup.
Bajunya yang berlumuran darah telah ditanggalkan.selain selimut ia tak pakai apa apa.semua itu untuk kenyamanan saja.
Danil telah memindahkan Bayu ke Rumah Sakit terbaik dan terlengkap di kota ini.Di kamar paling bagus.
menurut Marsal ,Bayu di tembak dari jarak dekat.
Di lokasi itu ada satu pasukan polisi yang berjaga dengan senjata lengkap.Kemaren ada penyerangan terhadap para pekerja perkebunan.
Para Polisi mengepung Erik.
Erik melakukan perlawanan dengan menembak membabi buta.beberapa polisi ia tembak.
Seorang petugas menghentikan perlawanan Erik dan mengakhiri hidup Erik untuk selamanya.
Bayu di larikan ke rumah sakit,pakai mobil ambulans yang telah lebih dulu siaga di tempat itu.
Surti dan Rani di ajak Danil untuk menjenguk.Danil sendiri yang menjemput Surti,ia pun menceritakan kejadian itu padanya.
Surti tampak Syok dan menangis tersedu.Rani meraung pilu.
Dari kaca jendala besar kedua ibu dan anak itu menatap Bayu yang terbaring Koma.
Dokter tak membolehkan banyak pengunjung masuk.hanya boleh satu,dua orang saja.Surti tak di bolehkan Danil masuk,ia pasti histeris di dalam sana.
" Bayu..."Surti terisak." napa ada yang tega nyakitimu..."
Air mata Surti tak henti mengalir.
" Abang...." Rani menjerit kencang saat melihat kondisi Bayu.tangisnya meledak.semua pasang mata tertuju padanya.
Kedua orang tua Danil dan kakak kakaknya ikut menjenguk.keponakannya juga datang. Radit dan isterinya. Marsal.Angela dan yang lain.
Danil memeluk Rani." Sabar ya..Ran..Bayu akan sembuh.." bisik Danil. Sejak menikahi Surti,ini yang pertama ia mendekati Rani." berdoa...ya... Untuk kesembuhan abang Bayu.."
Rani mengangguk.ia menengadah,melantunkan doa.
Satu persatu kerabat Danil masuk secara bergantian,melihat Bayu secara dekat.menyentuh dengan lembut.
Setelah menyerahkan amplop berisi uang mereka berpamitan pulang.
Papa dan mama Danil masih tinggal.begitu juga dengan Radit. Ia menyuruh Anisa pulang lebih dulu.
" Nil...jaga kondisimu..jangan sampai sakit." ujar Suryo sambil mendekap putra bungsunya itu.mereka duduk berdampingan di Sofa panjang.
" Biarlah..pa..Bayu lebih menderita..dia ditembak..bisa saja meninggal.." kata Danil sambil terisak.perasaan bersalah terus menyelimuti pikirannya.
"Iya..Nil.. Papa ngerti..perasaanmu..tapi kamu harus makan..sbaiknya kamu istirahat di rumah ya...besok pagi kemari lagi.."
" aku akan tetap disini...sampai ia sembuh..."
Suryo hanya menghela napas.
Beberapa orang wartawan dan juru kamera datang.
Peristiwa penembakan Bayu telah di rekam oleh stasiun Tv lokal.
Seorang juru kamera yang kebetulan sedang meliput di tempat kejadian,sempat merekam detik detik ditembaknya Bayu oleh Erik.polisi mengepung Erik,dibalas Erik dengan berondongan peluru,melukai beberapa polisi.saat saat Erik tewas oleh tembakan seorang petugas polisi,berhasil terekam jelas.
Kasus ini menyita perhatian banyak orang,apalagi yang di tembak putra pengusaha terkenal di kota SuraMaya.
Tv swasta Nasional pun berlomba lomba meliputnya.
Wajah Danil tak asing lagi muncul di Tv,
Ia seorang yang aktif diberbagai organisasi,dekat dengan berbagai kalangan elit.Mulai dari anggota dewan,walikota sampai gubernur.
" pak..Boleh wawancara sebentar..."tanya seorang wartawan.
Danil mengangguk.
Juru Kamera mulai mengarahkan kamera pada Danil.
" Bagaimana kondisi putra Bapak saat ini.."
Danil menatap sedih.
" masih kritis.." katanya lemah." Dokter sudah mengeluarkan peluru yang menembus punggungnya....tapi peluru itu merusak jaringan tubuhnya....dia koma.."
Danil terus diwawancarai mulai dari kroonologinya,sampai hubungan Danil dengan Bayu.
"Pak.. Boleh kami mengambil gambar putra bapak..."
Danil mengangguk." silahkan.,.tolong jangan sampai mengganggu..."
************
Pukul sebelas malam,Danil duduk disamping Bayu.
" Bayu...." bisiknya." maafkan papa... tak bisa melindungimu...."
Air mata membasahi pipinya.sejak kemaren ia berubah jadi lelaki cengeng.
Tak sanggup ia melihat penderitaan anak tirinya itu.
Bayu tak menanggapi ucapan Danil,matanya tetap terpejam.masker oksigen masih terpasang dimulutnya.
Gerakan halus terlihat pada dadanya yang naik turun.
" bertahanlah...nak"Danil mengusap kepala Bayu penuh kasih sayang.
"Papa sayang...kamu...buka...matamu..papa ada disampingmu...
Danil mengecup pipi Bayu.
Ia beranjak dan pergi ke kulkas mini.ia ambil sekaleng soda lalu duduk di sofa panjang.
Ia teguk soda itu ,kesegaran soda itu mampu menngusir mumet di kepalanya.
Sekarang tinggal ia sendiri yang menjaga Bayu.Surti dan Rani sudah ia suruh pulang jam sembilan tadi.
Begitu juga dengan orang tuanya.
Radit baru saja pulang setelah menemani Danil cukup lama.
Danil rebah di sofa,kaleng soda ia taruh di meja kecil dihadapannya.
Tak lama ia pun tertidur.
Bersambung
Comments
Post a Comment