Balada Anak Kampung bagian 23
Pukul empat pagi aku terbangun.kantung kemihku terasa penuh dan mesti dikeluarkan,kalau tidak mimpiiku pasti akan berpusat di sekiitar masalah kencing yang selalu gagal.
Aku bangkit,namun ada seseorang yang memelukku.
Semula kupikir, Ayah lah yang mendekapku
Pada jam segini Udara di kampungku bertambah dingin,tubuh kami berpelukan makin erat agar tak kedinginan.
Saat kusadari aku sedang tak berada di kampung,aku mulai tahu itu papa.
Hal yang aku ingin hindari terjadi juga,aku lupa mengunci pintu kamar sebelum tidur dan papa menyelinap ke Ranjang ku,usai bercinta dengan Ibu.
Aku menepis tangan Papa dan berjalan ke kamar mandi.
Ku kucurkan Air seni ke dalam toilet,ada rasa lega begitu semuanya keluar..
Pusaran Air mengalir membasahi dinding toilet saat kutekan tombol.
Saat kembali ke Ranjang,Papa juga terbangun.ia bangkit dan pergi ke kamar mandi.
Aku menarik selimut dan menutupi tubuhku yang telanjang bulat.
Papa kembali berbaring di sampingku,ia tak memakai apapun,bugil seperti aku.
" papa sudah bilang sama ibumu,ia tak keberatan kita tidur berdua."jelas Papa atas kehadirannya di sampingku
Aku mulai Risih." pa..aku ndak mau terusan...begini..."
"Ngga perlu di permasalahkan..anggap aja..kayak di kampung..." kata papa sambil membelai rambutku.
Aku memejamkan mata,tak aku peduli kan papa yang mulai mendekapku lagi.aku perlu tidur lebih lama lagi.
**†*****†******
" Bayu...Udah siang ...nih". Kata Papa sambil mengguncang badanku.
Aku membuka mata dan menggeliat.
papa sudah berpakaian lengkap dan
hendak pergi.kulirik jam dinding,pukul sepuluh pagi lewat dua puluh
Aku bangkit dan bersandar pada dinding.
" nggak lapar nih.. Tidur... Teruus..." kata papa." papa sudah buat sarapan...mandi..dulu. ya".
Aku berdiri dan hendak ke kamar mandi,sebelum papa pamit ia berucap." Bayu..papa mau pergi...nanti sore sekitar Jam Empat,kita ke kawinan Radit".
Papa mencium pipiku dan pergi meninggalkanku." buruan dimakan sarapannya,ya... " papa sudah diambang pintu.
Aku bergegas mandi,berpakaian dan terus ke dapur untuk sarapan.
Ibu datang, setelah aku selesai menyantap menu sarapan.
Wajah Ibu terlihat ceria dan segar, seperti ada perubahan
Pada dirinya.
Ia duduk dihadapanku." papamu sudah baikan lagi" kata ibu sambil tersenyum."ibu di perlakukan sebagai Isterinya lagi".
Aku hanya memberi senyuman.ku comot sebutir anggur.
" Aku senang mendengarnya." kataku.
Teringat pada kejadian semalam,aku merasa risih untuk membicarakannya dengan ibu.
" Rani mana...bu.."ujar mencoba mengalihkan pokok pembicaraan.
" ke rumah temannya. Abis kamu ndak bangun bangun ,dia pergi main saja sendiri."
" Bayu... Makasih atas pengorbananmu.... Mudahan Ibu segera Hamil....jadi Papamu...makin sayang...."
Aku tak ingin mengomentari.tampaknya ibu menganggap hal yang dilakukan papa padaku sebagai sesuatu yang biasa saja,bukan merupakan sebuah pelanggaran moral.
" aku mau berenang .badanku pegal pegal nih."
IBu mengangguk." ntar lagi makan siang... Ya"
Aku berjalan ke arah kolam dan meminta pada pelayan untuk membuatkan jus.
Kutanggalkan pakaian,dengan celana kolor ,aku nyebur ke kolam dan berenang dengan gaya bebas,sesekali aku menyelam selama beberapa detik,lalu muncul ke permukaan dengan napas terengah.
Berenang sendirian ternyata asik juga.aku mencoba beberapa putaran,lalu berhenti saat kecapekan.
Aku naik dan duduk sambil menikmati jus.badanku mulai bugar.
Kubaringkan badan di kursi plastik dan coba pejamkan mata.
Pikiranku melayang pada Ayah.minggu besok,sore harinya aku sudah berkumpul lagi dengannya.
Akan kuhibur dia dan mengajaknya bercinta sampai ia puas.
*****************
Pukul tiga sore lewat,Papa muncul di kamar,aku sedang memainkan GTA V,permainan makin seru dan sulit.
Aku beberapa kali gagal menyelesaikan misi dan harus mengulanginya lagi.
" anak..papa main gim terus..." kata Papa sambil memeluk punggungku dan mencium pipi." ntar...lagi kita pergi.. Ya"
"Bareng ibu dan Rani?"
" kita berdua...saja.. Kamu kan udah liat gimana penolakan keluarga papa pada ibumu.
Nanti..kalau ibumu udah melahirkan putra papa,sikap mereka akan berubah dengan sendirinya".
Pelukan Papa makin erat,ia menjilat telingaku.
" Papa...ingin bercinta denganmu...sayang"
Aku berusaha menghindar dari cumbuan papa.ku gerakan badan agar lepas dari pelukannya.
Papa membiarkan saja badanku lepas.
" Bayu... kamu pernah...main cewek ngga?" tanya papa,ia berpindah ke hadapanku
Pertanyaaan papa mengusik kesadaranku.
cewek,perempuan, aku belum pernah dekat cewek manapun,selain ibu dan Rani.
Adat istiadat di kampungku melarang hubungan lawan jenis sebelum menikah.bahkan Ayah juga mewanti wanti agar aku tak bergaul dekat dengan cewek kampungku.
Hubungan Seks sejenis,sesama lelaki halal(aku memakai istilah agama tertentu) bagi kami.
Tak peduli sesama anak anak,lelaki dewasa dengan remaja,Ayah dengan putranya,asal dilakukan suka sama suka dan saling menikmati bebas di lakukan.
" kamu ingin nggak ngerasain ngentot cewek " kata papa dengan kalimat cabul,sepertinya ingin membangkitkan birahiku.
Cewek....punya payudara besar,memek dan pantat bahenol.
Itulah gambaranku tentang cewek.
Aku bukanlah gay tulen,hanya terangsang dengan sesama jenis saja,aku juga bisa memuaskan cewek.
Selain bokep gay,aku juga sering donlot bokep bisex,straight dan bahkan lesbi.aku sudah paham bagaimana cara memuaskan cewek.
"Nanti malam..papa akan ajak kamu ke hotel..bawa dua cewek, mau nggak."kata Papa sambil memandangku.
Aku hanya diam, teringat pesan Ayah,aku belum boleh berhubungan sex dengan lawan jenis.
Tapi kurasa aturan itu hanya berlaku untuk cewek kampungku saja,bukan untuk cewek luar.
" mau..kan.."
Aku menatap papa tajam.sekaranglah kesempatanku,Ayah tak akan tahu.
" mau..pa.."aku tersenyum nakal.
"Abis..itu..kita ngentot berdua..ya...deal...."bisik papa.
Brengsek,umpatku dalam hati..kena jebak lagi.
Lelaki ini selalu berhasil mendapat keinginannya.
Kali ini dengan mengimingi aku cewek.
Ra po po,terlanjur basah! Lagian papa juga bisa memuaskanku.
*********************
Pukul empat sore mobil meluncur memasuki tempat kediaman Radit.
Aku duduk disamping Papa yang sedang menyetir.
Mobil ini punya interior mewah dan elegan.
Kata papa mobil BMW ini ia paka hanya untuk Acara penting seperti pergi pesta perkawinan keluarga maupun rekan bisnisnya.
Aku memakai Baju Batik lengan panjang dengan warna biru kombinasi hitam,celana dari bahan katun halus berwarna hitam.
Pakaian itu terlihat pas dibadanku,aku tampak seperti pangeran dari keraton.
Papa juga pakai batik dengan warna biru tua
" pengen belajar nyetir ga." kata papa saat mobil berhenti di perempatan,lampu merah.
" ndak...masih di bawah umur..."
Papa tertawa." banyak anak rekan papa yang seumur denganmu udah bisa nyetir..."
"Biarlah...bapak mereka kan kaya Raya...wajarlah" kataku enteng seolah olah bicara dengan orang lain.
" lho...Papamu...juga... Kaya..nih.." kata papa merasa heran dengan ucapanku." hari ini kamu minta mobil baru.pasti langsung ...papa belikan".
" ndaak..masih kecil..Aku cukup motor..aja..ntar nabrak orang lagi,kayak kasus anak ..artis itu ...
Papa tersenyum dan mengusap kepalaku.
Lampu berganti hijau,papa kembali berkonsentrasi.
Mobil itu gesit dan kencang, sebentar saja kami sudah sampai di komplek pemukiman mewah.
Papa memarkir mobilnya di sebuah lapangan tak jauh dari rumah,hanya sekitar dua ratus meter .
Deretan mobil mewah milik para tamu undangan berjejer di sana.
Umbul umbul ucapan selamat datang terpasang disana sini.
Papa mengeluarkan kado dari kursi belakang yang sudah ia siapkan.
Sebuah kotak sebesar kotak sepatu,namun tipis saja, dibungkus dengan kertas kado yang mewah.
Kami harus berjalan beberapa langkah untuk sampai di tempat pesta ,papa menggendong kado itu dengan tangan kirinya.
Dkiri kanan jalan terdapat banyak papan nama dengan berbagai ukuran.
SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU
RADITYA DAN ANISA
SEMOGA BERBAHAGIA SELALU.
Itulah bunyi tulisan papan nama itu yang sempat kubaca,
Kalimatnya hampir senada satu sama lain,hanya nama pemilik yang berbeda beda ditulis dibawahnya, seperti Dari Paman Danil Sekeluarga.
Sayup sayup terdengar lantunan lagu yang dibawakan penyanyi wanita,untuk menghibur tamu yang berkunjung.
" mau tau..nggak ...isinya.. Apa..kata Papa.menyeringai
Aku menggeleng, tak punya gambaran apa apa.
" Batu Akik..dengan ikat dari emas..ada liontin..gelang dan cincin" kata Papa sambil tersenyum.." ponakan papa itu lagi demam Batu akik".
Bukan hanya ponakan papa, tampaknya semua orang di negara ini lagi demam Batu Akik.
Dari Anak Anak sampai dewasa sibuk mengoleksi dan pamer batu akik kepunyaannya.
Tak hanya di kota,di kampungpun orang orang sibuk mengorek ngorek sungai dan bukit untuk menemukan batu akik yang lagi tenar itu.
Aku juga punya satu cincin perak dengan batu kali maya,
Hadiah dari Sani.cincin itu terpasang di jari manisku.
Tenda besar berwarna kuning keemasan tegak di halaman rumah,para tamu sudah banyak berdatangan,pakaian mereka bagus bagus dan mewah.
Papa meletakan kado di meja yang disediakan,dua gadis
Menyambut kami dengan senyuman.pakaian mereka terlihat indah dengan make up yang mencolok.
" Bayu...kata Oma menyambut kami,ia menjabat tanganku dan memelukku sebentar, lalu bergantian memeluk putranya.
" ini Opa" kata Papa memperkenalkan pada bapak yang berdiri samping Oma.
Opa menjabat tanganku , cipika cipiki lalu memelukku aku erat.
" kamu ganteng..sperti papamu...."
Penampilan Opa masih gagah dan tampan,kulitnya kencang dan cerah.fisiknya masih nigar.
Sebelumnya dibagian depan kami di sambut kedua orang tua Radit,mbak Anik dan Mas Irwan.
Saudara Papa dan ponakan yang lain mengerubungi aku.
Papa memperkenalkan mereka satu persatu.
Mereka antusias berkenalan denganku.
Diantara yang suka,pasti ada juga yang tak senang dengan kehadiranku.ada seorang perempuan seumuran ibu,bersikap sinis dengan kedatanganku.
" o..ooh...jadi ini anak perempuan kampung itu" sindir perempuan itu tajam." biasa...aja.. anak kampung..suka belagu.tuh.."suara perempuan itu segaja di keraskan
Semua orang menoleh pada perempuan itu.aku berusaha bersikap tenang,meski hatiku panas,bibirku tetap tersenyum.
Papa terlihat gusar.ia mendekati perempuan itu.
" jangan cari gara gara...ya..." hardik Papa keras.
Wajahnya yang putih terlihat memerah.
" demi anak kampung ini...tega kau ceraikan adikku..." perempuan itu malah bersikap menantang.
Keributan sepertinya akan pecah,suami kakak Tania itu juga ikut membela istrinya.
Opa bertindak cepat,ia menarik putranya menjauh dari perempuan itu.
Kakak Tania itu juga dibawa menjauh oleh dua orang ibu ibu.
Para tamu yang lain jadi bertanya tanya apa yang yang sedang terjadi,mereka terlihat berbisik bisik satu sama lain
Tuan Rumah berusaha mengembalikan suasana pesta kembali meriah.
Band penghibur di minta membawakan lagu dangdut koplo,volume di naikan dan teriakan penyanyi yang mengajak para tamu bergoyang membuat suasana jadi tambah meriah,tampaknya itu berhasil meredam kegelisahan para tamu dan melupakan insiden itu
" maafkan...papa..ini terjadi ..lagi..." kata papa merasa bersalah.kami berada di teras rumah di kelilingi saudara papa.
" ndak masalah..aku memang anak kampung... Kok" kataku sambil tertawa.tak ingin sakit hati dengan ucapan iti.
Meskipun kita berusaha bersikap baik pada semua orang.
Pasti ada saja orang yang tak bisa menerima kebaikan kita.
Karena Rasa Iri, dengki,dan cemburu di hati orang itu.
Aku menyadari itu dan tak mau ambil pusing dengan orang yang begitu.
" yuk.. Kita lihat pengantinnya.." ajak Papa.
Kami masuk ke dalam rumah,Radit dan Anisa sedang duduk di pelaminan.
mereka memakai busana pengantin modern ,serba putih.
Radit pakai jas putih dan celana putih,begitu juga Anisa gaunnya yang putih berjuntai sampai kebawah.
Radit begitu gagah serasi dengan Anisa yang cantik.
Beberapa orang tamu sedang berfoto dengan pengantin.ada seorang fotografer yang mengambil gambar.
Setelah tak ada lagi orang Papa mengajakku mendekat.
" Om Danil.." kata Radit menyapa." ini pasti Bayu."
Radit tersenyum padaku.
Papa mengangguk.kami pun bersalaman.
"Selamat Berbahagia" kata papa sambil menjabat tangan ponakannya itu,lalu cipika cipika.
Begitu juga yang ia lakukan pada isteri Radit.
Giliran aku setelah papa.aku agak gugup untuk mendekat,tak mau cium pipi mereka,hanya bersalaman dan menebar senyum.
Papa memanggil fotografer untuk memfoto kami beberapa kali.lalu kami kembali ke teras, masih,banyak tamu lain yang antri.
" makan...yuk..." ajak papa.
Kami pergi ke tempat hidangan disediakan diatas meja,dijaga dengan gadis gadis cantik kerabat papa.
Ada banyak menu yang tersedia seperti Rendang,Ayam goreng,semur Ayam,Acar dan banyak lagi hidangan lezat juga buah buahan pencuci mulut.
Papa mempersilahkan aku mengambil duluan,aku menyendok nasi ke piring menambahkan rendang,acar,semur ayam,sambal serta keripik emping.
Papa juga mengisi piringnya dengan menu yang ada
Aku diajak duduk di kursi yang ada meja.langit sudah mulai gelap,pertanda malam tiba
Suasana pesta masih meriah,masih banyak tamu yang berdatangan
Aku makan sedikit dikit untuk menjaga etika,beberapa kerabat papa memperhatikanku terus,terutama cewek sebayaku
Sambil makan papa mengajak ngobrol.
" gimana menurutmu si Radit itu" tanya papa meminta pendapatku
" smart..mandiri..penuh tanggung jawab... " jawabku enteng sambil mencomot keripik emping.
" tebakanmu benar..Radit baru lulus S2 dengan cum laude.
Dari S1 dia biayai sendiri kuliahnya..dan penuh dedikasi."
Aku melanjutkan makan
Menunya sungguh enak, Rendang nya paling lezat terasa di lidahku.
Keripik emping yang kumasukan ke piring,udah habis kumakan.kebiasaan di kampung terbawa di sini.
Tak bisa melihat keripik itu ngangur,pasti
Langsung di comot habis
Papa tampaknya memperhatikan itu.
" nih kripik empingnya." ujar papa sambil meletakan sepiring keripik emping didepanku.tak kuperhatikan ia pergi,tahu tahu ia sudah membawa sepiring keripik emping.
" apaaan.papa nih...Tamu lain ndak kebagian tuh..."aku sedikit protes tapi kuambil juga segenggam
" kerupuk..lainnya msih banyak..udah papa minta di goreng lagi kok.." kata papa sambil tertawa." papa..baru tahu kamu suka..tuh kripik
Aku cuma tersenyum.mulutku terus mengunyah keripik itu
" kok nggak minta waktu dirumah...."
Aku menggeleng" ndak kepikir...pa".
Opa datang membawa makanan dan duduk di sampingku.tampaknya ia mulai lapar setelah sibuk menyambut tamu.
" makan yang kenyang.. Bayu.." katanya sambil terkekeh.
Opa mengusap punggungku.
Aku berusaha bersikap santai,meski agak rikuh di dekat Opa.
" iya... Opa..udah..hampir kenyang nih.."
Aku mengambil gelas dan minum.nasiku sudah hampir habis,aku hanya mengambil separuh dari yang biasa kumakan,cuma lauknya yang di perbanyak.
Aku menyodorkan piring yang berisi keripik emping pada Opa,coba mengerem napsu untuk tidak melumatnya sampai habis.
aku harus jaga etika di pesta ini
Tak ingin orang lain menilaiku sebagai anak kampung yang rakus.
Opa tersenyum dan mengambil segenggam.ia pun makan dengan lahap.
"Nil..gimana bisnismu" kata Opa pada putranya itu kemudian
" lancar..aja..pa.."jawab Papa Danil santai seperti kebiasaannya bicara dengan papanya
"Masalahmu dengan suami Anik?"
Papa mendesah.ia sudah selesai makan dan meletakan sendok dan garpu.
Wajahnya berubah muram.
Tadi waktu kami masuk,Wajah papa terlihat tegang saat berhadapan dengan kakaknya itu papa bahkan tak berjabat tangan dengan suami mbak Anik.
" katanya sudah sampai ke polisi ya.." lanjut Opa setelah minum.
Papa Danil membisu.tampaknya ia enggan membicarakan itu dengan Opa.
" Papa ingin bantu mediasi kalian...kapan kamu ada waktu..."
Danil tak menjawab,ia pergi ke meja hidangan dan kembali dengan membawa tiga gelas besar berisi es teller.
Meletakan segelas didepanku,di depan Opa dan untuknya sendiri.
Aku hanya memperhatikan percakapan mereka.tak ingin memberi komentar apa apa,aku tak tahu duduk persoalannya.
Ku jauhkan piring nasi dan mulai menikmati es teller.
" kayaknya.ngga..bisa..pa.biar selesai di pengadilan..saja."ucap Papa lirih.
"Sebenarnya aku malas..ke mari..tapi semua keluarga hadir..nggak enak perasaanku.apalagi Radit itu ponakan kebanggaanku , aku harus hadir diperkawinannya".
" Danil...kalau bisa secara kekeluargaan...kan lebih baik..nak..Anik itu kakak kandungmu.."
" aku sudah membangun bisnis itu dengan susah payah..aku tak mau melepaskan begitu..aku yang lah berhak memilikinya...seratus..persen.."
""Ya..sudalah..kalau memang itu milikmu..papa akan mediasi Anik.saja."
" Jantung papa gimana masih sering nyeri." kata Danil mengalihkan pembicaraan.
" udah..baikan..nil..
Seorang wanita setengah baya mendatangi papa dan menyapa Opa tampaknya wanita itu juga anak Opa.
Wanita itu mengajak papa dan Opa ke dalam Rumah.
" sebentar.. Bayu.. Papa tinggal.." kata papa pamit. Opa hanya mengusap kepalaku dan tersenyum.
Mereka bertiga meninggalkanku dan masuk ke Rumah.
Beberapa cewek yang tadi jauh,mendekat diantaranya ada Angela." Apa kabar Bayu.." Sapa Angela. Cewek itu memakai gaun yang indah dengan pipi merona.
Angela memperkenalkan aku pada mereka.
Aku berbincang dengan para cewek.mereka tak hentinya mengodaku." diantara kita berempat siapa yang akan jadi pacarmu." ucap seorang bernama Tiara.
" belum.. ada.. Aku kan belum kenal kaliaan...ntar kalian kasih CV (daftar riwayat hidup), baru aku nentuin pilihan..
Ucapanku di sambut gelak tawa cewek cewek itu.mereka makin berani menggodaku.aku berusaha membalas godaan mereka dengan lebih centil.
Seorang pemuda berjaket hitam mendatangiku.ia mengatakan ada sesuatu yang terjadi dengan Ayah.
Pemuda itu meminta aku mengikutinya.
" ada apa bang.." tanyaku mulai cemas.
" aku..Erik.." kata si pemuda memperkenalkan dirinya.kuperhatikan Erik.tampaknya ia seperti mahasiswa yang sudah senior,Rambutnya di potong semi botak,cukup gagah namun agak Angkuh.sorot matanya terkesan licik.
Firasatku mengatakan ada yang tidak baik padanya.
Tapi tadi ia mengatakan ada yang sesuatu terjadi pada Ayah.
" aku kebetulan kenal dengan warga kampungmu.. Ia melihat Ayah...mu....."
"Apa yang terjadi pada Ayah..bang.."
" mending kamu ikut abang... Ya"
Pemuda itu menarik tanganku dan aku harus mempercepat langkahku agar tak tertinggal.
Erik tidak berjalan melalui bagian depan tapi lewat jalan belakang yang terlihat sepi.
Kami melewati semak belukar." Ayahmu kecelakaan " kata Erik sambil terus menarik.suasana begitu gelap dan sepi
Tak ada orang lain yang kami temui.
Wajahku pucat dan jantung berdebar keras." Ayah..."
" kita harus lewat jalan pintas.. Itu ada mobil yang menunggu."
Mendengar Ayah kecelakaan ,aku bertambah panik.
Kecemasan menghilangkan akal sehatku.
Kami sampai di tempat yang dituju. Seorang pemuda sedang menanti dekat mobil.aku ingin bertanya pada pemuda itu,mungkin dia warga kampungku.
Aku mengenal mereka semua
" gimana.. Keadaan Ayah..mas." tanyaku pada pemuda di dekat mobil itu.pemuda itu sedang memandang ke arah lain.suasananya remang remang.aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
" mass.. Gimana.. ayah.." tanyaku lagi.
Tiba tiba sebuah Jaket menutup kepalaku.ada tangan tangan kekar menekan wajahku dan kurasakan tubuhku di bopong .aku tak bisa melihat siapa yang melakukan itu pandanganku terhalang.
" Bawa.. Dia masuk mobil." kudengar suara Erik.
Sekarang aku baru sadar,aku telah dijebak.kabar tentang kecelakaan Ayah cuma akal akalan Erik saja.
Aku mencoba meronta… namun tangan tangan yang mengangkat ku itu begitu kuat.
" lepaskan... Aku... " aku menggunakan siku siku sebagai senjata dan menohok leher seorang penyekapku.
Sekapan itu terlepas dan jaket jatuh ketanah
Kini aku bisa melihat Tiga orang pria berbadan kekar dihadapanku
Melihat jaket itu terlepas mereka mengunciku lebih kuat
Tak bisa melepaskan diri lagi,aku berteriak minta,semoga saja ada orang mendengar .
" Toloooong... Tolong.. " teriak ku sekerasnya.
Ketiga orang itu mulai panik.aku terus melawan dengan menyikut.
" bius dia..." perintah Erik.
Sebuah sapu tangan putih tiba tiba membekap mulutku. Menekan kuat hidungku.
aku tak bisa bernapas
Bau Amoniak yang kuat mulai meracuni otak.
Perlahan tubuhku melemah dan segalanya pun berubah menjadi gelap.
Bersambung
Comments
Post a Comment