Balada Anak Kampung bagian 22
Risman tersentak,saat sinar mentari menjilat wajahnya.
Dari ventilasi, cahaya itu masuk dan menerpa wajahnya
Tangannya meraba,sisi lain dari tempat tidurnya,ia terlonjak,tak mendapati siapa siapa di sampingnya.
Risman bangkit,duduk termenung dan akhirnya ia menyadari anaknya tak tidur bersamanya.
" Bayu.. "Katanya,lebih kepada dirinya sendiri.sekarang ia tahu,Bayu pergi ke tempat ibunya.
Tadi malam,Bayu menelponnya,namun ia hanya diam,hatinya masih kesal.
Risman melirik jam dinding yang terpasang,diatas meja belajar Bayu.
Pukul sebelas lewat sepuluh.hampir tengah hari.
Hari libur seperti ini ia memang bangun agak siang jam,setengah tujuh atau paling lama jam tujuh lima belas menit.
Tapi belum pernah ia bangun se siang ini.perutnya mulai mengeriuk.
Risman menyibakan selimut dan merapikan tempat tidurnya.ia berdiri dengan tubuh telanjang.
Sudah kebiasaan Risman tidur bugil dengan anaknya.
Ia mengambil handuk dan pergi ke kakus.perutnya terasa mulas.
Sambil jongkok ia teringat Bayu.
Sepanjang hari kemaren, ia terlihat murung.
Bermula dari telpon Bayu,yang minta ijin kerumah ibunya.
Lalu terdengar suara Surti,yang memaki maki.
Sudah lama ,ia tak mendengar suara istrerinya itu.
Dulu suara itu selalu menerornya,dan ia hanya tertunduk menahan perasaan.
Ia berharap perkawinannya masih bisa diselamatkan.
Sekarang andai perempuan bekas istrerinya itu,berani memaki maki dihadapannya ,pasti akan Ia tinju mulut bawel perempuan itu,sampai berdarah.
Selesai buang hajat,Risman mandi,setelah badannya bersih dan segar,ia meninggalkan kamar mandi dan berpakaian di kamar.
Perutnya terasa lapar, ia tak sempat membuat sarapan.
Biasanya Jam seperti ini ,ia sibuk di dapur memasak menu untuk makan siang.
Saat Bayu pulang jam satu atau paling lama jam dua, ia sudah duduk manis di teras,menanti kepulangan Anaknya dari sekolah.
Sekarang situasinya berbeda,Bayu baru pulang minggu sore.
Risman memutuskan makan di warung saja.
Ia pun pergi ke warung tempat Wildan bekerja.
Warung itu terletak di pinggir jalan,jaraknya hampir stengah kilo dari rumahnya.
Suasana Warung tak begitu ramai disiang begini,pengunjungnya pasti lebih ingin menikmati masakan isterinya,dari pada makan Soto Nasi dan Bakso.menu tersebut, lebih cocok di makan sore hari dan malam hari.
Risman mengambil tempat duduk didepan,agar bisa memperhatikan kendaraan yang lalu lalang.
" Mas... Ris.." suara seorang perempuan menyapanya..
" tumben.. Jam segini... Datang.."
Risman tak menanggapi.perhatiannya masih tertuju pada kendaraan yang lalu lalang.
Perempuan itu menepuk bahunya," mau pesen apa."
Risman menoleh," soto aja,nasinya yang banyak ya."
" ndak sempat.. Masak ..ya" katanya sambil tersenyum.
Risman hanya menggeleng,ada rasa enggan bercakap cakap dengan perempuan setengah tua itu.
Di jawab cuma dengan gelengan
Perempuan itu pun pergi ke belakang membuat pesanan Risman.
Risman termangu,ada perasaan was was dihatinya.ia tak ingin Bayu meninggalkannya,dengan uangnya Suami Surti bisa saja memikat Bayu untuk tinggal dengannya.
" mas ini sotonya," kata seorang pelayan memecahkan lamunannya.
Risman menoleh pada si pelayan, ia terkejut melihat wildan yang datang ,teringat kejadian semalam ,mukanya jadi merah,ia malu telah mengusir Wildan
" aku minta maaf kejadian semalam." kata Risman sambil menatap Wildan.
" ndak apa Mas....aku ngerti kok." kata Wildan sambil tersenyum.
Wildan berperawakan kurus dan lebih pendek dari Risman.usianya dua sembilan tahun.wajahnya dihiasi kumis agak tebal dan terlihat lembut.
" mas.. Baik baik ..aja kan."
Risman mengangguk.ia lalu menyantap hidangan diatas meja.ia menambahkan kuah dan isi Soto ke piring nasi sedikit demi sedikit,lalu memakannya dengan lahap.
Wildan duduk dikursi seberang Risman,ia hanya memperhatikan Risman,tak ingin menganggunya dengan pertanyaan,yang bisa menggangu Santap siang Risman.
Risman meletakan sendok dan garpu setelah semua makanan itu habis,perutnya terasa kenyang dan pikirannya pun mulai tenang.
Ia mencomot sepotong pisang yang tersedia diatas meja,mengupas kulitnya dan melahap isinya dengan nikmat.
" mas ini kopinya" kata Wildan mengagetkannya.
" aku ndak..pesan kopi.." sangkal Risman.
" minum.. aja aku yang bayar..."
Wildan masih melihat kesedihan di wajah Risman,ia ingin menghibur Risman,andai Risman menyuruh ia memijat pasti akan ia lakukan.
" sepi.. Ya.. ndak.. Bayu.."
Risman memandang Wildan,lalu tertunduk
Lesu ia tak menanggapi kata kata Wildan.
Risman merogoh saku kemejanya, mengeluarkan sebungkus Rokok,isinya cuma tinggal sebatang,ia meremas bungkus itu lalu melemparnya keluar,seperti ingin membuang kekesalan di hatinya.
kemarin ia sudah menghabiskan dua bungkus rokok
Bayu memang melarang ia merokok,ketika melihatnya Batuk batuk terus.
Risman kembali merogoh,mencari korek api tapi tak ia temukan meski juga merogoh kantung celananya.
Wildan memantik mancis kehadapan Risman,Ayah Bayu itu menatap Wildan sebentar,lalu membakar Rokoknya.
" ambil Rokoknya sebungkus.." kata Risman.
" ndak..bagus..ngerokok.. terus .mas.." kata Wildan begitu teringat kejadian semalam ,ia melihat banyak puntung Rokok berserakan di lantai.Wildan sendir tak merokok
" tahu apa kamu" kata Risman ketus.ia mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan selembar limapuluh ribu,lalu melambaikan ke wajah Wildan.
" ini semuanya,kopinya juga."
Wildan mengambil uang itu,tak ingin berdebat lagi,ia membawa sebungkus Rokok yang baru,juga kembalian uang Risman.
Seorang Lelaki sebaya Risman masuk dan duduk dihadapan Risman.
" man ,apa kabar.." kata Lelaki itu
Lelaki itu bernama Satrio, teman bermain Risman sedari kecil.
." tumben..makan disini..." kata Satrio sambil tergelak.
Satrio seorang lelaki gagah, dengan kumis tebal.kulitnya lebih putih dari Risman,sebab Ia seorang petani buah yang sukses.
Satrio sering nongkrong di Warung ini,dan Risman cuma pagi saja mangkal disini.
Wajah Risman terlihat muram
" napa... man..." tanya Satrio agak keras.
Risman tak menjawab.Ia membuka bungkus rokok yang masih disegel,mengeluarkannya sebatang lalu menempelkannya ke bibir.
Ia memakai pemantik yang disediakan Wildan
"Man...ada masalah.. apa..." tanya Satrio lagi,ia memegang jemari Risman.
" ndaak.. " jawab Risman enggan.
" masalah.. Uang.. Ya.. aku ...bisa bantu."
Risman menatap Satrio tajam." ndaak..ada..masalah.." kata Risman ketus.
" Bayu.. Ke Rumah ibunya...ya..."tebak Satrio.
Risman terlihat gusar." tau dari mana.. Kau.."
" kamu..kesal...sama..Bayu..."
Risman berpaling pada Wildan," kamu.. Yang nyebarin.. Ya." katanya dengan rasa marah.
Nyali Wildan ciut,tadi malam dia sudah merasakan ngerinya di bentak bentak Risman.
" maaf..mas..Ris.. Pak Satrio tanya jadi aku jawab begitu."
Satrio duduk disamping Risman dan memeluk bahu sahabatnya itu.
" man....Bayu...sayang sama kamu...kurasa dia cuma kangen ibu dan adiknya,jadi itu sebabnya dia mau ikut."
Risman mendesah." iya..aku cuma kuatir...si Danil bakal ngaruhi Bayu...Dia kan Kaya !".
" aku..yakin..ndak. man."
" kamu tau..ndak..Sat..Bayu itu..suka dengan peralatan canggih..kayak hape..komputer...dan banyak lagi..."
Si Danil itu,sejak nikahi Surti selalu berusaha mengajak Bayu untuk tinggal dengannya....Dia pasti bakal belikan apa saja yang di ingini Bayu..!.
" Man.. Bayu sering ndak minta belikan Hape."
Risman menggeleng sedih." ndaak..pernah dia minta..apa..apa.
Dia tahu..Ayahnya...miskin... Jadi sejak kecil dia ndak rewel..minta belikan ini..itu."
" Bagus...kan.. Man.."
Risman melotot." Aku...merasa ndak berharga...Sat..enam bulan belakangan ini,ia tak pernah minta..uang jajan...sejak ia kerja sama pak Rahmat."
Risman menghela napas." pernah suatu kali, Bayu kehilangan dompetnya...dia pinjam uang sama Toni..ndak mau cerita apa..apa.."
Mata Risman mulai basah oleh air mata."begitu..tahu..aku
Jadi sedih..dan kecewa dengan sikapnya itu..anak itu tak mau minta... sama aku...padahal waktu itu aku lagi banyak uang".
" man..kamu..mau ndak kerja sama..denganku.." kata Satrio sambil membelai rambut Risman
Hubungan Satrio dan Risman,bukanlah hubungan sahabat biasa,ia dan Risman tambah dekat sejak mereka berhubungan seks pertama kali,di umur dua belasan.
" kamu..kan punya tanah luas.... Kita bikin tambak Udang..
hasilnya kita bagi dua..."
Risman mencondongkan wajahnya." Benar...Sat..."
" Iya...man...buat.. Ekspor..apalagi dolar lagi tinggi..sekali Panen kamu bisa belikan Bayu motor baru...
Risman merasa gembira."kamu...ndak guyon kan..."
Satrio tertawa." ndaak..sayang...minggu depan kita mulaii... bisa kan..."
Risman mengangguk senang. Terbayang di pikirannya,dia bakal mampu belikan Bayu motor Baru.
" man... kerumahku..yuk.." kata Satrio mengalihkan pembicaraan.
" ngapain..."
" ada yang mau kubicarakaan dan kutunjukkan padamu.."
" males...aah..ada..binimu...."
" ndak..pa apa..aku punya paviliun pribadi..di sebelah rumah..jadi ndak ngganggu isteri dan anak anakku"
Aku sering kok bawa lelaki lain ke sana."
" bawa lelaki lain..buat..apa.."
" buat ngentot..lah...masak main catur"
Risman Tergelak.
* hhaa...haaa..haa.... udah punya bini...masih aja nyari kontol".
Tawa Risman makin berrderai,segala kesedihan dihatinya lenyap sudah.wajah Risman terlihat cerah.
Risman tahu Satrio itu tipe bot,ia lebih senang di sodok Risman dan lelaki lain yang penisnya besar.
" man.. aku boleh nanya ndak..."kata Satrio agak serius.
" nanya.. apaan..."
"" jangan.. marah..ya.."
" ndak..ndaak.. maraah...napa...sih".
"janji.. ya.." kata Satrio dengan mimik serius.
" iya..iya..kamu...nih..aneh..?".
" man..kamu tidur.. bareng Bayu.."
Risman terperangah.
Pertanyaan Satrio menohok harga dirinya,tapi ia janji akan menjawab dengan jujur.
Risman hanya menganguk.
" Bayu..suka ngewe..ndak.." bisik Satrio.
Risman menatap Satrio lekat lekat.
" Suka.." jawab Risman,ia mulai bersikap santai."napsunya gede,segede kontolnya."kata Risman sambil terkekeh.
" tiap malam kalian ngewe ?.."
Risman mendorong jidat Satrio," ya..ndaak..dia kan harus sekolah pagi..tiga,empat kali, seminggu...lah.
Kalau hari sekolah kami ngentotnya sore sore..biar dia ndak kecapekan paginya..”.
" enak ya..punya anak laki laki..anak ku udah tiga...tapi perempuan semua...."
Risman cuma tersenyum.ia menyulut rokok sebatang lagi.
Satrio memperhatikan Risman menyedot rokok,ia sendiri tak pernah merokok.
" yang jadi Bot..siapa..."
Risman sudah lama paham arti bot atau top,pembicaraan di Warung ini pasti tak jauh dari sex sejenis.
" aku..." kata Risman sambil memperhatikan wajah Satriio.
" Bukannya.. Bayu.."
". Heran...kan..mulanya aku ndak..tega..mau entot Bayu..soalnya dia masih ..remaja...jadi aku minta ia yang entot aku, sodokannya enak banget..jadinya aku ketagihan....haa...haaa...." .
Risman tertawa lepas,beberapa orang pengunjung menoleh padanya,tapi ia tak peduli dan terus tertawa seolah apa yang lakukan dengan anaknya suatu yang lucu untuk diceritakan.
Satrio hanya tersenyum simpul.
" emang...se nikmat itu di entot...Bayu"
" Iya...Sanip aja ndak apa apanya."
Sanip juga teman bermain Risman waktu kecil.
Usianya beda dua tahun dari Risman yang sudah berumur 42 tahun.
Satrio mengeluarkan ponselnya dan mulai menelpon.
" ntar ya man" kata Satrio sambil berjalan ke jalan Raya,tak ingin Risman mendengar pembicaraannya.
Risman hanya termenung,ia menghembuskan asap rokok.
" kamu mau minum teh telur?" kata Satrio duduk lagi dihadapan Risman.
Risman mengangguk.Teh telur adalah minuman wajib yang musti Ia sediakan Saat bersenggama dengan Bayu.
Sehabis ejakulasi,tubuhnya pasti lemas.
Begitu juga dengan Bayu,anaknya itu bahkan bisa muncrat sampai tiga kali ,sebab ia sedot terus penisnya.
Risman sangat menyukai Sperma Bayu,tak ada lendir yang lebih lezat baginya selain Air mani Bayu.
Ia menyediakan dua gelas besar teh telur,untuk memulihkan stamina Bayu.dan cukup satu gelas untuk dirinya.
Gelas pertama biasanya akan habis di teguk Bayu dalam sekali minum,
Satrio berbicara pada Wildan untuk memesan minuman teh telur.
" man...masih ingat Roni...ndak..."
Risman menatap Satrio tajam.
Roni..pikirannya melayang pada masa limabelas tahun silam.saat ia masih bersama kekasihnya itu.
" dia..sudah pulang ke kampung ini lagi."
Risman tercenung sebentar,lalu pura pura tak tertarik dengan kata kata Satrio.
Jauh di dalam hatinya ia sangat merindukan Roni.
Sejak pertengkaran itu tak pernah lagi ia berhubungan dengan Roni.
" man....meski Roni jauh...ia selalu menayakan tentang dirmu..padaku lewat hape."
" ngapain .. Dia ke ..sini ..lagi..." kata Risman Acuh.
Satrio memperhatikan Raut wajah sahabatnya itu ,meski Risman terlihat acuh,ia melihat sinar kerinduan di mata Risman.
"Roni...sekarang kaya Raya...man..."
Risman menggeleng.." bagus....lah"..ia mengambil sebatang Rokok lagi dan menyulutnya.
Satrio hanya memandang Risman Lalu pandangannya beralih ke jalan Raya seperti menanti seseorang.
Wildan datang membawa baki berisi dua gelas besar berisi teh telur.ia meletakannya dihadapan Risman dan Satrio.
Satrio mengaduk gelas tadi dengan sendok kecil,lalu memyedot busanya dengan pipet.
Risman masih meghisap rokok.
Ada beberapa belas menit kedua sahabat itu saling diam.
Sibuk dengan pikirannya masing masing.
Perasaan Risman mulai terusik,dengam perginya Bayu,ia butuh kehangatan dari seseorang..
" Roni...kata Satrio membuyarkan lamunannya.
Seorang lelaki gagah berdiri dihadapan mereka.lelaki itu tampan dengan kumis tipis,berotot dan berkulit lebih putih.
Pakaiannya trendi seperti yang di pakai Anton.
Risman menunduk,berusaha untuk tidak tertarik dengan kehadiran Roni
" man... Ini.. Roni... Tambah ganteng kan dia " ujar Satrio bersemangat sambil terkekeh.
Roni duduk dan mengulurkan tangan pada Risman.
Risman tetap menunduk.meski hatinya sangat ingin memeluk Roni, tapi ia tahan.
" Apa.. Kabar.…Ris." kata Roni ramah.
Risman masih menunduk.
" udah..lah...man...jangan di ungkit ..lagi.. Luka..lama...itu" kata Satrio menimpali.
" kamu.masih.. Marah..." kata Roni agak sedih." aku tak pernah melupakanmu...Ris.
Risman memandang Roni.tak ada gunanya ia mengorek luka lama,pikir Risman. Sudah saatnya mereka bersama sama Lagi.
Bersambung.
Comments
Post a Comment