Balada Anak Kampung bagian 21

Hari berikutnya,aku bangun kesiangan.
pintu kamarku di gedor gedor.
Aku mengusap kelopak mata dan melirik jam dinding .
Astaga,lewat jam sepuluh pagi.

" Bang ... Banguuun.. Udah siaang."suara Rani terdengar dari luar kamar.

" Bayu..Banguun..." suara papa juga  terdengar,bercampur dengan gedoran pintu.

Buru buru aku bangkit dan membuka pintu.
" Iya... Sebentar" kataku sambil memutar grendel .

Saat aku membuka pintu,Rani dan Papa  bediri di depan pintu.
Mereka sudah berpakaian santai,wajah mereka terlihat ceria,terutama Rani senyumnya yang manis menyapaku.

" hihhihi...hiii....abang telanjang..." kata Rani sambil cekikikan.

Kupandangi selangkanganku,baru aku sadar,aku tak pakai apa apa alias bugil  total.

Ku tutup pintu kembali,untuk menutupi rasa malu.
sempat kulihat ekspresi Papa yang tersenyum nakal.

" aku mandi dulu....." kataku." tunggu aja... Ya."

" cepatan mandinya.." kata Papa.agak keras.

Kudengar Rani masih cekikikan,mentertawakan ketelanjanganku,pasti dia sempat  melihat penisku yang lagi tegang.

Tadinya aku tidur masih  pakai kolor,namun tidurku masih gelisah,kubuka kolor dan memeluk guling sebagai pengganti tubuh Ayah.

Kebiasan di kampung terbawa di rumah ini,biasanya aku dan Ayah tidur telanjang,rasanya lebih nyaman, berdekapan dengan Ayah dengan tubuh telanjang.
Di tutupi selimut tebal dan hangatnya  badan Ayah,aku tak kuatir akan kedinginan.

Aku pergi ke kamar mandi,kencing dan berdiri dibawah guyuran shower.
Setelah itu aku berpakaian dan menuju ke bawah.

" pulas banget tidurnya"kata papa menyambutku di meja makan.Ibu dan Rani tak tampak.

" mereka udah sarapan."kata papa,seakan mendengar bisikan hatiku.tentu saja ibu dan Rani sudah sarapan,mereka selalu bangun pagi.

Di atas meja sudah tersedia, omelet yang diisi dengan ikan tuna dan sayuran.ada susu sapi segar dan jus alpukat.

" Ayo makan." kata Papa.

Aku mengambil sendok dan garpu,dan mencicipinya.

" gimana rasanya" kata papa  setelah melihatku menikmati omelet itu.

" enaak.. Pa.." kataku sambil mengunyah,omelet yang berwarna kuning itu terasa lembut, dan lezat di lidahku,aku pernah makan omelet itu dengan Bang Anton waktu kami ke pantai.

" ini.. Papa..yang bikin lho." kata papa

Aku memandangnya sejenak.
" hmmm..pantas..enak.. bangeet.."

Papa tersenyum bangga mendengar pujianku.
Aku menghabiskan sarapan.

" maaf.. Bayu.. Papa harus pergi..sekarang ..ada urusan bisnis yang harus papa selesaikan"

" iya.. Pa.."

Lelaki itu pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
Tak lama Ia pun keluar dengan pakaian formal,lengkap dengan dasi.

" nanti sore ,papa ajak kamu ke mall." kata papa sambil mengecup pipiku.

Aku memanggil Rani dan mengajaknya ke kamar.
Kucoba memakai kamera DSLR,kamera ini andalan fotografer profesional.
Sebelumnya kubaca dulu buku manualnya dan sebentar saja aku sudah bisa mengoperasikannya.

" Ayo.. Kamu mau jadi  foto model nggak."

" asiik " seru Rani sambil melentikkan badanya.

""Biasa..aja .gayanya" kataku memberi arahan,aku ingin Rani berpose natural,tanpa di buat buat.

Rani membetulkan posisnya,sekarang ia berpose biasa.

" Ayo.. Senyumnya..." kataku sambil membidik.

Rani memberikan senyumnya yang paling manis,aku menjepretnya beberapa kali.

Selain di kamar, aku juga mengambil foto di kolam renang ,di taman dan di berbagai sudut rumah

" kamu cantik banget kalo di Foto."kataku setelah mengamati foto fotonya di layar kamera.

Rani tertawa senang.
" iya..  Ya.." katanya setelah ikut mengamati layar lcd.

Aku juga selfi dengan tripod,dan berdua dengan Rani.
Ibu juga kuajak foto bersama,meski ia   sempat menolak, namun akhirnya mau juga setelah kubujuk.

Menjelang makan siang,kuhabiskan waktu berbincang bincang dengan Ibu dan Rani,hubungan kami bertambah dekat.sikap  ibu sekarang lebih penyayang dibandingkan dulu.

Saat makan siang kami makan bertiga,tanpa kehadiran papa.dia belum juga pulang,meski hari libur,kesibukannya tidak berkurang juga.

Setelah menghabiskan hidangan penutup,aku mengajak Rani kekamar untuk main Game,hanya sebentar,lalu kusuruh Rani mainkan laptop sambil belajar.

Aku pun melanjutkan main GTA V,game ini bikin candu.
Kembali aku tenggelam dalam dunia game ini.
Kebut kebutan,tembak menembak untuk menyelesaikan misi  demi misi itulah yang kulakukan sepanjang siang.

Rani mulai bosan dikamar,ia pun  pamit untuk pergi ke rumah temannya,di sekitar komplek ini.

Jam Empat sore lewat Tujuh menit, Papa muncul di pintu kamar." wah.. main gim terus.. nih ."Kata papa  mengagetkanku.

Aku menoleh." bikin candu aja.. Pa."kataku santai.
Papa duduk di sampingku, perhatiannya tertuju pada permainanku.

" Berenang...yuk."ajak Papa setelah beberapa lama terdiam.

" males... Ah."jawabku enggan,perhatianku tetap tertuju pada layar TV.

*napa.. Masih marah sama papa..."

Aku menoleh." ndaak..." kataku sambil menggeleng.

" kita.. Ke mall aja."

Aku tak menanggapi ucapan papa.pikiranku terus terpusat pada game itu.

" kamu tau nggak.... Film the Hunger Game.. Tayang perdana Hari ini." seru papa antusias untuk menarik perhatianku

" Benar.. Pa" kataku sambil menghentikan game.
Aku sudah menamatkan ebook trilogi Hunger game,yang kubaca lewat smartphone.
Saat tahu novel itu di buat filmnya aku tak sabar menantikannya.dan itu aku posting ke Facebook.

" mainnya pukul 17.15"

Aku melirik jam dinding pukul 4.20 sore.

" Buruan mandi... " .

Aku meninggalkan game dan bergegas ke kamar mandi.

" papa.. Juga mandi.." kata Papa sambil meninggalkan kamar.

Dua puluh menit berikutnya,aku sudah berpakaian rapi.
Diantara puluhan pakaian yang ada,kupilih kemeja berwarna biru tua,berlengan panjang,lengan kemeja itu kugulung sampai ke siku.
Model kemeja itu mirip kemeja yang di pakai artis korea.
Untuk celana ku pilih warna hitam,model pensil.
Aku pakai sepatu skets hitam dengan  tali berwarna putih.

" wah.. Anak papa.. Keren.. "Kata papa saat muncul kembali.
Ia memakai busana kasual.Baju kemeja abu dengan strip putih putih,kemeja itu dibalut dengan jaket hitam.
Celana dari bahan jeans berwarna biru muda.
sepatunya dari bahan kulit berwarna hitam.

Aku cuma tersenyum.

" Ayo.. Berangkat.." ajak papa sambil merangkul bahuku.

Aku  pun berpamitan pada Ibu dan Rani.mereka memuji penampilanku dan melepasku sampai ke mobil.

Sampai di Mal pukul lima lewat tiga menit. Kami bergegas naik lift ke lantai lima.

Suasana mall begitu padat pada hari libur begini.
Begitu juga di Bioskop,penuh sesak dengan orang.

Kuamati kebanyakan pengunjung,anak anak muda. Mulai dari smp sampai mahasiswa.
Mereka datang bergerombol dengan temannya.ada juga yang hanya berdua dengan pacar.
Layar yang memutar film ini ada tiga studio,tapi antrian tetap panjang,maklumlah tayang perdana

Kami masuk tiga  menit sebelum film diputar papa mengajakku duduk d bagian tengah.

Lampu  di padamkan,dari layar besar muncul lah gambar hidup.
Papa menyodorkan sekotak pop corn yang di bungkus plastik dan minuman kaleng bersoda.
Aku mencomot beberapa butir ke mulut sambil terus memandang ke layar besar

Film ini berkisah tentang perjuangan seorang Remaja putri bernama Katniss everdeen,ia berjuang melawan tirani yang menindas keluarga dan warga distriknya.saat adiknya terpilih jadi peserta Hunger Games,Katniss harus menggantikannya,karena tak ingin adiknya yang masih kecil terbunuh.
Ia pun harus terus mempertahankan hidupnya,agar tak di bunuh peserta lain.

Meski aku sudah paham jalan ceritanya,aku tetap menikmati film ini sebagai tontonan yang benar benar baru dan memukau.
Layar yang besar dan Tata suara yang dahsyat, aku pun tenggelam dalam petualangan Katniss.
Penonton pun sama seperti aku,mereka sama sama terpukau,terdiam, dan tertawa bila ada adegan lucu.

Selasai Nonton,Papa mengajakku Dinner di Restoran miliknya
Restoran itu menyajikan Menu masakan Jepang.

" ini satu dari tiga outlet di Kota ini." katanya bangga.
Ia memperkenalkan aku dengan para karyawannya.

Selesai makan
Kami pergi ke bagian Fashion,Papa menyarankan beberapa kemeja dan  celana padaku ,

Kamipun pulang sekitar pukul sembilan malam.aku kembali main game.hanya sebentar papa kemudian masuk.

" Bayu.. Katanya." ada yang ingin papa bicarakan."

Aku menoleh.
" ini serius".wajah papa terlihat tegang."'dengarkan papa ya."

Aku menghentikan game dan memutar badan untuk memperhatikannya.

" Sebelum menikahi  ibumu, papa sudah menikah dengan Tania,selama sepuluh tahun.Papa berharap bisa punya anak,terutama anak laki laki.

Aku mencoba menerka kemana arah pembicaraan papa.

" tapi apa daya." .kata Papa melanjutkan." lalu papa menceraikan Tania dan menikahi Surti, ibumu.
Harapan Papa ibumu bisa mengandung benih papa.Tapi lagi lagi itu belum terjadi.

Papa berhenti bicara, ia seperti menunggu reaksiku.tapi aku belum dapat gambaran  apa apa dari ucapannya.

" Papa sudah konsultasi dengan beberapa dokter spesialis,Tapi diagnosa mereka selalu sama.

Lelaki itu menyentuh tanganku.
"' Dokter itu bilang ada yang salah dengan sel sperma papa,jumlahnya sangat sedikit untuk bisa mencapai sel telur."

Aku masih terdiam.kutatap matanya,sedih dan mulai putus asa.

" Papa mulai depresi dan stress.mungkin ibumu sudah cerita tentang kebringasan papa,saat itu papa lagi mabuk dan mulai tak terkendali'.

Papa merangkukul dan menumpahkan kesedihanya dibahuku.aku balas memeluknya." maafkan Papa, yu."katanya dengan lirih.

Aku menggosok punggungnya." itu sudah lama...aku maafkan."

' Bayu.."  papa melepaskan pelukan
" Boleh..papa minta sesuatu.."

" minta..apa..." aku balas bertanya,tak paham apa yang inginkan dariku

Papa tak menggubris,ia mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya,sepertinya itu Flash Disk.ia mencolokkan benda itu pada bagian samping Tv.
Ia mengambil Remote control dan menekan beberapa tombol.

" lihat video ini biar kamu paham".

Dilayar Tv, terlihat papa dan asistennya yang mengambil gambar, mendatangi seorang Paranormal.

" Itu Mbah Wasbi,Dukun sakti yang membantu penyembuhan Ayahmu."

Aku ingat mas parjo pernah cerita tentang mbah wasbi,dukun nyeleneh itu.
Tapi Baru sekarang aku bisa melihat sosoknya lewat video.
Lelaki itu tinggi dan gagah,wajahnya tampan dan keras.
Sorot matanya tajam menusuk.kulitnya bersih terawat.
Dari penampilannya,ia tampak berusia empat puluhan,tapi kenyataanya mungkin hampir seratus tahun
Ia hanya pakai cawat dari kulit binatang.

"Kau ingin punya anak" kata mbah wasbi pada Danil.suara nya berat,
Intonasinya dalam berwibawa.
Danil  takjub,mbah wasbi langsung  paham maksudnya.

" Iya..mbah..saya sudah berobat kemana mana.tapi belum berhasil.

Mbah wasbi memanggil  seorang pemuda yang berdiri dibelakangnya.pemuda itu gagah dan putih.
Ia melangkah ke depan mbah wasbi dengan tubuh telanjang.
Mbah wasbi yang tadi duduk bersila,mendekat keselangkangan pemuda itu.penis pemuda itu terlihat panjang dan tebal

Penis si pemuda ia genggam,lalu dikulum dan menghisapnya dalam dalam,si pemuda itu menggelinjang  dan melenguh.ada seperempat Jam,mbah wasbi mengulum sampai si pemuda akhirnya mengerang keras.
Menyemburlah sperma hangat,ke mulut mbah Wasbi.
Dukun itu menelannya sebagian dan menyemburkan sisanya ke wadah di hadapannya.
Asap putih mengepul dari wadah itu.mbah wasbi meditasi sejenak,matanya terpejam.

Danil terpana dengan ritual yang dilakukan mbah wasbi,sebagai orang yang berpendidikan cara yang dilakukan mbah wasbi,tidak masuk akal.tapi  itulah mbah wasbi.

" kau bisa punya anak." kata mbah wasbi memecahkan keheningan." tapi ada beberapa ritual yang harus kau jalankan".

Video terpotong. Dan kamera menyorot wajah mbah wasbi lebih dekat.
" Ritual yang terpenting adalah kau harus meminum sperma putra tirimu, Bayu,langsung dari penisnya.

Gambar diedit lagi.
" Bayu" kata mbah Wasbi,seperti  berbicara langsung padaku.
Sorot matanya tajam menusuk.
" papa tirimu sangat menyayangimu.Ia sangat ingin punya anak laki laki,hanya kamulah yang bisa membantunya,berikan spermamu dan ijinkan papamu menghisap penismu.".

Papa menghentikan video dan mengembalikan layar pada game,ia  mencabut flash disk itu.

" Papa mohon,Bayu... Papa akan berikan apa saja keinginanmu."

Aku menatap lelaki itu,mencoba menerka sinar matanya,tak kulihat kepalsuan di kedua matanya.

" aku  hanya ingin papa berjanji ,untuk menyayangi ibu dan Rani".kataku sambil terus menatap matanya.
"perlakukan mereka sebagai istri dan anak papa".

"I promise,my boy"

Papa mendekat dan memegang bahuku," bisa kita lakukan sekarang." bisiknya." papa sudah bilang sama ibumu,kami akan segera senggama begitu ini selesai.

Seorang pelayan perempuan mengetuk pintu yang setengah terbuka,papa menyuruh pelayan itu masuk.
Si pelayan membawa Baki besar yang berisi empat gelas besa dan sepiring kue basah.
Setelah menaruh Baki di lantai,si pelayan pun pergi.
Papa menutup pintu dan menguncinya.

Aku melihat isi gelas itu.ada gelas berisi teh telur,yang biasa disediakan Ayah saat kami habis bercinta.satu gelas berisi jus Alpukat.dua gelas lagi berukuran  kecil,berwarna putih dan merah,seperti ada ramuan di dalamnya.

" Bayu..dua gelas ini Ramuan yang disediakan mbah Wasbi,
Gelas yang merah harus kamu minum sampai habis, dan yang putih papa yang minum.."

Papa meletakkan gelas merah dihadapanku.
" Rasanya memang pahit dan tak enak.."

Aku mengangkat gelas itu,bau menyengat menusuk hidungku,perutku terasa sedikit mual.

" kita minum sama sama ya"kata papa sambil memperhatikanku." siap ..Bayu".

Aku menahan napas,terdiam.
Mulutku meringis,membayangkan penderitaan yang akan kualami dengan meminum ramuan ini.

" Gimana.. Bayu...bisa..ya"

Aku menggeleng." baunya bikin mual".

" tahan..dikit..bisa.. kan"

Aku menarik napas dalam dalam dan menghembuskan perlahan lahan ,itu yang diajarkan pak sobari untuk mengusir Rasa panik dan takut pada sesuatu..
Ku ulangi lima kali,perlahan pikranku mulai tenang dan berani.

"Aku siap..pa"

Papa tersenyum.

Aku mengangkat gelas dan meminumnya dengan cepat serentak dengan papa.
Rasanya sungguh pahit dan anyir,perutku bergolak.

Kulihat papa,tak terganggu dengan rasa ramuan itu,ia tampak seperti minum jus,mungkin ia sudah sering meminumnya.

Aku meletakkan gelas dan menutup mulut agar tak muntah,kembali ku lakukan teknik pernapasan tadi dan perutku mulai tenang.

Papa tersenyum nakal,melihat tingkahku dalam menghabiskan ramuan itu.

Aku terdiam sesaat,begitu juga papa.
Ada sensasi  aneh merasuki badanku,rasa hangat perlahan menjalar keseluruh tubuhku.
Badanku merinding dan libidoku mulai naik,penisku perlahan mengeras dan menonjok celana boxerku ,putingku pun serasa di gelitik.

Papa juga mengalami sensasi yang sama denganku.
Ia membuka semua pakaiannya.
Penisnya terlihat keras,bersih dari bulu, panjangnya sekitar dua puluh senti.tak di sunat,kulupnya sudah tertarik,kepalanya berwarna kemerahan
aku semakin terangsang melihatnya telanjang

Ia menarikku untuk berdiri,lalu  mulai melucuti semua
pakaianku.aku menurut saja.
Kami saling berhadapan dengan tubuh telanjang, ia lebih tinggi  sepuluh senti dari aku.

Papa menciumi dan melumat bibirku,aku tak kuasa menolak.
Birahiku semakin menggila.
Ia bahkan mengulum bibir bawahku
Air liur kami  pun bercampur.

Sambil berciuman, kami berpelukan
Penisku bersentuhan dengan penisnya, seperti dua tongkat yang saling beradu.

Papa beralih menciumi leherku dan terus menurun sampai ke puting kiri,aku mengerang,geli campur enak.
Puting kananku juga ia emut.

Dalam hal ini ,kuakui papa sangat mahir,kemahirannya dalam mencumbu setingkat lebih tinggi dari Ayah,mungkin itu ia pelajari dari Buku.

Ia mendudukan aku di sebuah bantalan bulat,lalu ia berlutut di selangkanganku.
"Penismu asik" kata Papa sambil menggengam penisku.
Panjang penisku hampir dua puluh senti,tebalnya segenggaman orang dewasa.kulupnya sudah dibuang sedari aku masih kecil.

Ia mengocok penisku sebentar,lalu menciumnya dan menghirup baunya.
Kepala penisku ia jilat, dan ia kulum dengan nikmat.
Terkadang lubangnya ia hisap kuat,untuk memberi efek kenikmatan yang lebih gila lagi.

" aaaghh...papa...ang'aaaah."aku melenguh dan mengerang keras ,tubuhku menggigil seperti di serang demam tinggi
Ramuan yang aku minum tadi ikut memberi efek yang dahsyat,tubuhku serasa melambung ke  angkasa.

Kontolku keluar masuk mulut papa,ia menye
Imutii gigi dengan bibirnya,agar tak bergesekan dengan penisku.

"Pa...ngggahh..angghh" eranganku makin menjadi jadi,napasku tersengal,harus kuakui ini hisapan terbaik yang pernah kurasakan,hisapan Sani tak seenak ini,apalagi hisapan Ayah jadi biasa saja,dibanding dengan yang dilakukan papa.

Semakin lama,badanku semakin mengejang hendak ejakulasi,aku seperti akan meledak.
Tapi tiba  tiba Papa menghentikan semuanya.

Kubuka mata,yang ku pejam dari tadi,kupandang ia dengan pandangan meminta..

" Gimana...Sayang....enakan..." kata papa sambil tersenyum puas.

Aku tak menjawab,kupandangi penisku yang berlumuran air liurnya,masih  tetap ereksi.

Papa pergi kearah meja belajar,ia mengambil sesuatu dari lemari kecil.

" papa sudah dari kemaren nyimpan ini." katanya sambil memperlihatkan sebuah botol bening yang berisi madu lebah.

Ayah juga sering menyimpan botol madu dirumah,oral sex akan terasa lebih manis bila pakai madu.

" mau coba 69 sayang."

Aku menggeleng" ndak,tolong percepat aja".

Papa menatapku dengan penuh tanya. Ia mengoleskan madu ke batang penisku,lalu menjilatnya sampai habis.
Ia melumuri kepala penisku dengan lebih  banyak madu,bahkan sampai ke lubangnya.

Papa menyapu madu itu dengan lidahnya,sesekali ia menjjilat lubang penisku dan menyedotnya lebih dalam.
Ia  juga mengayun mulutnya maju mundur dan menelannya penis sampai tenggorokannya.

Aku mendesah,mengerang dan menjerit penuh kenikmatan,semakin kurasakan kontol ku terasa geli yang makin lama makin memuncak.

* pa....paaa..paa..a'ng'aah..." mulutku terus menceracau.
Rasa geli dan nikmat itu semakin meninggi.

Dan akhirnya ,menyemburlah sperma ku disertai Rasa nikmat yang luar biasa,semburan sungguh kuat dan langsung menuju kerongkongan papa.

Tanpa rasa jijik sedikitpun ia menelan semua cairan sperma ku.ia bahkan mengocok ngocok  penis,dan akupun ejakulasi sampai tiga kali.

" Sperma mu... Enaak.. Yu" kata Papa puas.

Aku terkulai dan bersandar pada bantalan bulat,napasku tersengal,otak ku terasa lemot seperti kehabisan baterai.

Aku meraih gelas yang berisi  TehTelur dan meminumnya hingga tersisa separoh.

" papa..mau senggama... dengan ibumu..."katanya sambil mengecup pipiku." semoga ini  berhasil...."

Ia pun meninggalkan kamar masih dalam keadaan bugil.
" makasih... Sayang ." katanya setelah membuka pintu.
Pintu kembali tertutup.

Aku kembali minum sampai habis,Teh telur terasa enak.
Busanya yang kental menempel di bibirku,aku mengambil tisu dalam kotak dan mengelapnya sampai bersih.

Kucomot sepotong brownies,begitu terasa enak aku mencomot kue yang lain.
Perutku terasa lapar.
Setiap habis senggama,Ayah membawakan teh telur dan makanan untuk ku santap.

Tanpa terasa aku sudah menandaskan piring kue itu dan jus al pukat  juga sudah kusedot.

Badanku mulai segar dan Otak ssperti di cas penuh.
Mataku jadi mengantuk akibat kekenyangan.

Aku pergi kekamar mandi, kencing dan menggosok gigi.
Lalu berbaring di ranjang dengan tubuh telanjang.

Sekejap saja aku sudah masuk ke alam mimpi.

         Bersambung.

Comments

Popular posts from this blog

CERITA GAY " SATPAM KONTOL BENGKOK "

CERITA GAY " KENEK BUS DAN PETUGAS JAGA BUSWAY "

CERITA SEX GAY " SATPAM PLN "