Posts

Showing posts from April, 2013

Pondok Jejaka

Image
Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga . Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil memberikan cium sayang di pipi anak bungsu kesayangannya itu . “Papa tekor nih ma,” kata sang papa. “Kenapa pa?” tanya sang mama. “Papa kan janji akan membelikan sepeda motor baru buat Yuda kalo lulus SPMB ma,” jawab sang papa. Yuda senyum-senyum kegirangan mendengar kata-kata sang papa. Sepeda motor baru yang diidamkannya selama ini menggantikan sepeda motor lamanya akhirnya jadi juga dihadiahkan oleh sang papa. Dengan kondisi ekonomi keluarga mereka yang jauh diatas rata-rata, Papa Yuda adalah salah seorang pengusaha perantauan yang sukses di Makassar, sebenarnya bisa saja sang papa membelik...

Paman Tukang Sayur

Orangnya gede besar, item, potongan rambutnya mirip Tukul tapi mukanya lebih baguslah dari Tukul hehehe. Gagah sekali saat dia menunggangi motor RX King-nya itu. Dari kejauhan sudah terdengar keras suara motornya yang dipacunya dengan jantan dengan suara klakson yang menjerit-jerit. Ugh, walau agak urak-urakan dan -ehm- dekil, aku suka cowok seperti ini ketimbang cowok manis, perlente, rapi dan girly. Hampir tiap hari aku melihatnya melewati komplek kami ini dan tidak jarang pula aku sering ‘ketemu’ muka dengan dia. Dan sering kali pula dia mengangguk hormat dan tersenyum kecil kepadaku dan aku membalasnya serupa. Namun, tak pernah sekalipun aku berniat membeli sesuatu dari keranjang sayurnya itu. Palingan aku penasaran ama ‘terong berbulu’ dalam celananya itu. Ugh, aku hanya bisa curi-curi pandang ke arah selangkangannya. Hari itu, aku iseng nongkrong di bengkel motor temanku. Biasalah aku asyik denger cerita tentang pengalaman seksnya tadi malam baik ama bininya maupun...

Kereta Terakhir

Image
Kereta terakhir - Jumat malam, pertama kalinya aku bertemu dengannya, di commuter line rute Jakarta-Bogor. Saat itu baru pertama kalinya aku mencoba naik kereta dari Jakarta menuju Bogor. Kereta lengang, di deretan tempat dudukku hanya ada aku saja dan seorang ibu tua di depan deretan tempat dudukku. Aku duduk di dekat pintu, dan di stasiun pasar minggu dia masuk lalu bertanya ramah pada ku,”Tempat duduk sebelah kosong?”. Sekilas kulihat ke arahnya, dan hanya kubalas dengan anggukan kepala. Jepang. Ya dia orang jepang. Mungkin agak susah membedakan orang china, korea, atau jepang. Tapi aku yakin betul, dia orang jepang. Walaupun lafal bahasa indonesianya sangatlah fasih terdengar. Dan mataku tidak bisa berbohong, dia rupawan. Dengan alis tebal, bibir merah, hidung mancung, dan tubuh ramping modalnya untuk memikat para wanita bahkan pria-pria penyuka pria sudah sangat mencukupi. Tapi aku tidak mau ambil pusing waktu itu. Tujuan utamaku sekarang adalah Bogor. Selama beberapa...

Terbang

Image
Sepi... psstt Aku mulai memfokuskan p ada pendengaran telingaku! Lolongan serigala kelaparan dan suara jangkrik malam mulai kusingkirkan dari pendengaranku. Bukan ini yang ingin kudengar! Derap langkah! Iya... Semakin mendekat. Dua orang, bukan! Empat. Ehm... Semakin banyak? Lima? Tujuh? Tiga belas!!! Campuran derap langkah yang begitu riuh terdengar jelas dan semakin jelas. Kuukurkan dengan pendengaranku. Tiga hutan. Iya, mereka berjarak tiga hutan dari sini.. Tumpul! Penciumanku tumpul! Aku tidak merasakan dan menghirup aroma apapun dari mereka! Darah kehidupan? Tidak! Aroma kematian dan wangi mawar perak membalut penciumanku. Siapa mereka? Tunggu! Ada aroma darah segar yang dapat kuhirup! Semakin dekat... Tiga? Iya.. Tiga sosok berbau darah segar ini! Ahhhh.... Mataku mulai gelap! Darahku berdesir kencang... Sembunyi.. Aku harus sembunyi. Mereka bertiga sangat dekat! Itu mereka! Arrrgghhh mengapa gerombolan tiga belas makhluk kematian ta di mengejar mereka bertiga? Cepat! Aku harus ...